Rabu, 16 Desember 2015

Pengantar Telematika Kasus Cybercrime

1.             Harbolnas Banyak Diskon Palsu, Bos Lazada Minta Maaf
Reska K. Nistanto - Kompas Tekno
Jumat, 11 Desember 2015 | 20:48 WIB


 Sebuah popok disebut memiliki harga asli Rp 130 juta lebih, lalu mendapat diskon "Harbolnas" hampir 100 persen
JAKARTA, KOMPAS.com — CEO Lazada Indonesia Magnus Ekbom meminta maaf atas perilaku seller di Lazada yang memberi diskon, tetapi sebelumnya menaikkan harga berkali lipat.
"Kami mengetahui bahwa ada beberapa produk yang tertulis salah untuk harga sebelumnya," ujar Magnus lewat pesan instan yang diterima KompasTekno pada Jumat (11/12/2015) sore.
Menurut Magnus, hal tersebut biasanya diketahui oleh tim Quality Control Lazada Indonesia. Namun, karena banyaknya produk yang dihadirkan selama Hari Belanja Online Nasional, beberapa informasi terlewatkan.
"Kami memohon maaf untuk hal ini dan kami akan terus memastikan untuk meningkatkan proses kontrol kualitas," tulis Magnus.
Sementara itu, Public Relation Manager Lazada Indonesia Tania Amalia saat dihubungi KompasTekno mengatakan bahwa para seller nakal tersebut telah diblokir dan dihentikan kerja samanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam pergelaran Hari Belanja Online Nasional 2015, sejumlah barang yang dijual di situs belanja Lazada Indonesia dan MatahariMall.com, walau didiskon besar-besaran hingga 99 persen, tetapi harga awal yang ditulis telah dinaikkan berkali lipat hingga tidak masuk akal.
Dengan demikian, harga setelah diskon sama saja dengan harga normal, atau kadang justru lebih mahal.
Hal itu misalnya, ponsel Android LG Leon RAM 1 GB yang dijual dengan harga Rp 20-an juta. Ada pula popok bayi yang dijual dengan harga awal Rp 130.000-an.


2. Revisi "Pasal Karet" UU ITE Sebenarnya Nyangkut di Mana?

Yoga Hastyadi Widiartanto - Kompas Tekno
Rabu, 2 Desember 2015 | 14:54 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir setahun berselang sejak Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan proses revisi Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak dihentikan. Namun hingga kini belum terdengar kabar selesai.
Pria yang akrab disapa Chief RA itu, saat ditemui KompasTekno di sela acara Pesta Wirusaha di Gedung SMESCO, Rabu (2/12/2015), mengatakan sudah selesai membahas rancangan revisi tersebut.

Bahkan, rapat kabinet dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyetujui dan Menkominfo pun sudah menandatangani administrasi yang dibutuhkan, kemudian mengirim naskah ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Saya sudah tanda tangan. Rapat antar-menteri sudah, rapat koordinasi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan sudah, rapat terbatas kabinet dengan Presiden, khusus soal UU ITE sudah disepakati," terangnya.  
"Setelah rapat terbatas kabinet, sekitar Oktober lalu, saya sudah tanda tangan naskah. Pokoknya saya kejar terus, ke Komisi 1 (DPR-red) juga update soal ini. Kalau lambat-lambat nanti saya bawa ke Badan Legislatif (Baleg) lah," imbuhnya.
Salah satu bagian yang diubah ada dalam revisi pasal 27 Ayat 3. Pasal ini banyak disebut sebagai pasal karet. Hukuman yang sebelumnya enam tahun, dikurangi menjadi empat tahun agar tidak disalahgunakan.
Sekadar diketahui, bila ancaman hukuman lebih dari lima tahun, maka orang yang dituduh bersalah bisa dipenjara lebih dulu sebelum diminta keterangan.
Naskah "Hilang"
Sebelumnya, sempat heboh kabar yang menyebutkan naskah revisi UU ITE tersebut hilang. Maksud hilang di sini bukan raib secara fisik, melainkan kehilangan momentum pembahasan.
Masalahnya revisi yang sudah masuk program legislatif nasional DPR 2015 itu tak kunjung diketahui hasilnya. Sementara itu masa sidang anggota DPR tahun ini akan habis dalam dua pekan.
"Dengan sisa waktu 17 hari, pembahasan macam apa yagn diharapkan? Langsung ketok palu di DPR?," tanya pegiat Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet), Damar Juniarto dalam pesan singkat kepada KompasTekno.
Menurutnya, jika revisi tersebut nanti diputuskan pun masih ada hal yang mengganjal. Perubahannya tidak memuaskan karena hanya dianggap hanya memberi diskon hukuman, tanpa menyentuh esensi masalah di pasal karet itu.
"Itu kalau mau diselesaikan tahun ini. Tapi kalau mau dilanjutkan ke 2016 kok belum ada daftarnya di Prolegnas 2016 dan itu pun tanpa kepastian kapan selesainya," imbuh Damar.
"Makin berlarut-larut, maka makin banyak netizen yang terjerat pasal karet UU ITE," tutupnya.



  
3.              Waspada Bahaya Bermain Kuis Vonvon di Facebook
Yoga Hastyadi Widiartanto - Kompas Tekno
Senin, 30 November 2015 | 12:09 WIB




Tampilan permainan "Most Used Words" buatan Vonvon
KOMPAS.com - Masih ingat kuis buatan Vonvon, misalnya "Berapa Lama Anda Akan 
Menjomblo?" atau "Ketika Tuhan Menciptakan Saya"?

Kuis-kuis tersebut begitu viral di 
Facebook dan dimainkan oleh banyak orang. Namun ternyata di baliknya, ada satu kuis yang dikhawatirkan melanggar berbagai privasi pengguna dan berpotensi bahaya.

Kuis yang dimaksud berjudul "What Are Your Most Used Words on
Facebook?"atau berarti "Kata-kata Apa yang Paling Banyak Anda Pakai di Facebook?"

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Time, Senin (30/11/2015), data yang diminta kuis tersebut dinilai melanggar privasi pengguna, karena melebihi hal dasar yang dibutuhkan kuis.

Secara spesifik, ketika ingin memainkan kuis tersebut, Vonvon meminta data berupa info publik, seluruh daftar teman, seluruh isi timeline, foto yang diunggah dan di-tag oleh teman, riwayat pendidikan, kota kelahiran dan kota tempat tinggal, konten yang di Like hingga alamat IP.

Vonvon President David Hahn pun angkat bicara mengenai hal ini. "Most Used Words" meminta semua data tersebut dengan tujuan memudahkan pengguna.

Asumsi mereka adalah ada banyak kuis yang dimainkan, dan pengguna akan berkunjung per hari. Maka semua data yang sudah diberikan di awal akan mempermudah karena Vonvon jadi tidak perlu meminta lagi setiap pengguna berkunjung.

Hahn juga menegaskan bahwa perusahaan mereka tidak mampu menyimpan data pengguna. Pasalnya ketika pengguna berinteraksi dengan konten Vonvon, informasi yang diberikan tetap ada di server
Facebook.

Staff Technologist Electronic Frontier Group, Jeremy Gillula mendukung klaim Hahn. Pria ini berpendapat Vonvon berhati-hati dalam memperlakukan data pengguna, tapi menyarankan agar pengguna juga tetap waspada dengan informasi yang diberikan.

Menurut pria ini, kebanyakan game buatan mereka menggunakan JavaScript, artinya data yang dibutuhkan diurai dalam komputer milik pengguna, tidak ditarik ke dalam cloud.

Sayangnya bukan berarti Vonvon benar-benar tak mengambil data pengguna. Menurut Gillula untuk memastikan hal tersebut butuh cara yang rumit.

"Tanpa melihat setiap baris kode di dalamnya, Anda tidak bisa 100 persen yakin. Tak ada cara mudah untuk membuat pengguna yakin," ujarnya.

Kini permainan "Most Used Words" buatan Vonvon telah diubah. Aplikasi tersebut tidak meminta data dengan detil, melainkan hanya informasi publik, daftar teman serta timeline pengguna.

Anda juga masih bisa memainkannya meski hanya memberi informasi publik, dan menolak akses menuju daftar teman serta timeline.

4.              Facebook Terancam Denda Rp 4 Miliar Per Hari
Fatimah Kartini Bohang - Kompas Tekno
Senin, 28 September 2015 | 15:13 WIB
KOMPAS.com — Komisi Privasi Belgia (BPC) menuding Facebookbertindak sama seperti badan keamanan AS, National Security Agency (NSA). Jejaring sosial tersebut dituduh sebagai mata-mata tanpa otoritas dan telah melanggar privasi pengguna Eropa.
Atas tuduhan tersebut, Facebook diminta ganti rugi 280.000 dollar AS atau sekitar Rp 4 miliar per hari. Tuntutan tersebut, kata perwakilan BPC, berakhir setelah Facebook berhenti menguntit para penggunanya di Eropa.
Pengacara yang membela BPC, Frederic Debussere, mengimbau hakim untuk tak terintimidasi oleh pembelaan yang akan diajukan Facebook.
"Jangan terintimidasi oleh Facebook. Mereka akan mengatakan bahwa tuntutan kami tak bisa diimplementasikan di Belgia," kata Debussere, sebagaimana dilaporkan TechTimes dan dikutip KompasTekno, Sabtu (26/9/2015).
Benar saja, pengacara Facebook, Paul Lefebre, mematahkan tuntutan BPC atas dasar lokasi. "Bagaimana bisa Facebook menjadi subyek hukum Belgia sementara manajemen pengumpulan data penggunaFacebook di Eropa dikumpulkan di Irlandia?" ia berkilah.
Diketahui, pusat Facebook Eropa terletak di Irlandia. Ada sekitar 900 orang yang bekerja di markas cabang Facebook tersebut. Maka dari itu,Facebook pun menjamin bahwa layanannya telah memenuhi syarat privasi yang ditetapkan Pemerintah Irlandia sebagai negara perwakilan Eropa.
Perdebatan antara BPC dan Facebook masih berlangsung sengit. BPC menggarisbawahi kemampuan Facebook mengumpulkan data dari jutaan orang di seluruh dunia bertujuan untuk meraup untung sebesar-besarnya.

Pemerintah Belgia pun menganggap kontrol monitor 
Facebook untuk menganalisis kebiasaan masyarakat online, bahkan yang bukan penggunanya, terindikasi sebagai kejahatan atas hak privasi.
Belgia tak sendiri melawan Facebook. Sebelumnya, media yang dibangun oleh Mark Zuckerberg tersebut juga pernah dituntut oleh Belanda atas isu yang sama.

5.              Hati-hati, Malware Menyerang Lewat WhatsApp Web

Deliusno - Kompas Tekno
Kamis, 10 September 2015 | 09:06 WIB


Kompascom - Ditemukan celah berbahaya di WhatsApp versi web atau desktop. Melalui celah tersebut, seorang penjahat cyber bisa menipu korbannya untuk menginstal program berbahaya atau biasa disebut malware.

Sebagaimana KompasTekno rangkum dari PC World, Rabu (9/9/2015), celah keamanan tersebut ditemukan oleh ahli keamanan bernama Kasif Dekel dari perusahaan bernama Check Point.

Menurut hasil penelitiannya, penjahat cyber bisa memanfaatkan kartu kontak digital (vCard) untuk menipu korbannya. Alih-alih berisi informasi kontak yang diinginkan, korban bisa saja menerima vCard yang berisikan kode berbahaya.

"Semua yang dibutuhkan si penyerang untuk memanfaatkan celah keamanan adalah dengan mengirimkan korban sebuah vCard yang tampak biasa saja, padahal berisi kode berbahaya," ujar Oded Vanunu, Group Manager for Security Research and Penetration dari Check Point.

Dekel menemukan, sangat mungkin untuk mengubah ekstensi .bat atau script lainnya ke ekstensi vCard. Sistem WhatsApp akan berpikir, pengguna hanya menerima vCard, padahal ia merupakan sekumpulan kode yang bisa berjalan layaknya aplikasi biasa.

"Itu artinya, saat korban mengklik file yang telah diunduh (yang bisa diasumsikan berupa kartu kontak), kode yang ada dalam file batch kemudian berjalan di komputer," tulis Dekel.

Celah keamanan ini dianggap berbahaya karena si penjahat cyber hanya butuh nomor telepon korban untuk mengirimkan vCard "siluman" itu. Untungnya, vCard berisi kode jahat itu tidak akan berjalan, apabila korban tidak mengunduh dan membukanya.

Check Point sendiri sudah melaporkan celah keamanan tersebut ke pihak WhatsApp pada 21 Agustus lalu. WhatsApp dikabarkan langsung menangani masalah tersebut dan menambal celahnya pada 27 Agustus lalu.

Senin, 02 November 2015

Arsitektur Telematika, Arsitektur Sisi Klien, Dan Arsitektur Sisi Server


Arsitektur Telematika adalah sebuah struktur desain yang secara logic dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Arsitektur Telematika secara logic berada di antara lapisan aplikasi (application layer dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer-layer TCP/IP).
Arsitektur Telematika terdiri dari dua jenis yaitu:
Arsitektur Telematika dari sisi client
Arsitektur Telematika dari sisi server
Arsitektur Telematika Dari Sisi Server
– Asitektur Sisi Client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
Menunggu dan menerima balasan.
Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
– Arsitektur Sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
Jenis-jenisya yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.
Menurut kamus istilah arsitektur dapat diartikan sebagai struktur desain komputer dan semua rinciannya, seperti sistem sirkuit, chip, bus untuk ekspansi slot, BIOS dan sebagainya.
Tiga elemen utama sebuah arsitektur, masing-masing sering dianggap sebagai arsitektur,
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi. Karakteristik Server:
Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
Jenis server khusus mencakup: web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.
Arsitektur Telematika Dari Sisi Client
Istilah ini merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan. Lihat Cookie, Server Side. Karakteristik Klien :
Selalu memulai permintaan ke server.
Menunggu balasan.
Menerima balasan.
Biasanya terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu.
Biasanya berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan antarmuka pengguna seperti antarmuka pengguna grafis.
Khusus jenis klien mencakup: web browser, e-mail klien, dan online chat klien.
Kolaborasi Arsitektur dari Sisi Client dan Server
Arsitektur Single-Tier
Definisi satu-tier arsitektur, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, adalah bahwa semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Ini adalah sederhana dan paling mahal alternatif. Ada kurang perlengkapan untuk membeli dan mempertahankan. Kelemahan dari jenis ini pelaksanaan keamanan lebih rendah dan kurangnya skalabilitas. Sebuah arsitektur skalabel ketika dapat dengan mudah diperluas atau ditambah untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kinerja. Setelah semua komponen utama situs dan data di satu komputer di belakang firewall daun domain situs lebih rentan terhadap serangan berbahaya. Menjalankan semua komponen situs pada sebuah komputer juga membatasi ekspansi dan optimalisasi kemungkinan. Anda hanya dapat menambahkan begitu banyak memori atau begitu banyak CPU untuk sebuah server tunggal.
Arsitektur Two-tier
Dalam dua lapis klien / server arsitektur, antarmuka pengguna pengguna ditempatkan di lingkungan desktop dan sistem manajemen database jasa biasanya dalam sebuah server yang lebih kuat merupakan mesin yang menyediakan layanan bagi banyak klien. Pengolahan informasi dibagi antara sistem user interface lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Manajemen database server mendukung untuk disimpan prosedur dan pemicu.. Vendor perangkat lunak menyediakan alat-alat untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi untuk dua lapis klien / server arsitektur.
Arsitektur two-tier lebih aman dan terukur daripada pendekatan single-tier. Pilihan ini bergerak Database Server ke mesin terpisah di belakang firewall yang kedua. Ini menambah keamanan tambahan dengan menghapus data pelanggan sensitif dari DMZ. Memiliki database pada komputer yang terpisah meningkatkan kinerja keseluruhan situs. Kelemahan dari opsi ini adalah biaya yang mahal dan kompleksitas arsitektur.
Arsitektur Three-tier
Arsitektur Three-Tier diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Di tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan klien dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server. The middleware menjalankan fungsi dari antrian, eksekusi aplikasi dan database pementasan. Di samping itu middleware menambahkan penjadwalan dan prioritas untuk bekerja di kemajuan. Three-tier klien / server arsitektur digunakan untuk meningkatkan performa untuk jumlah pengguna yang besar dan juga meningkatkan fleksibilitas ketika dibandingkan dengan pendekatan dua tingkat. Kekurangan dari tiga tingkatan arsitektur adalah bahwa lingkungan pengembangan lebih sulit untuk digunakan daripada pengembangan aplikasi dari dua lapis.
Three tier dengan pesan server: Pada arsitektur ini, pesan akan diproses dan diprioritaskan asynchronously. Header pesan memiliki prioritas yang mencakup informasi, alamat dan nomor identifikasi. Server pesan link ke relasional DBMS dan sumber data lainnya. Pesan sistem alternatif untuk infrastruktur nirkabel.
Three tier dengan server aplikasi: Arsitektur ini memungkinkan tubuh utama untuk menjalankan sebuah aplikasi pada tuan rumah bersama bukan di sistem user interface lingkungan klien. Server aplikasi logika bisnis saham, perhitungan dan pengambilan data mesin. . Dalam aplikasi arsitektur ini lebih terukur dan biaya instalasi kurang pada satu server dibandingkan mempertahankan masing-masing pada klien desktop.



Kesimpulan
Arsitektur sisi client bertugas untu meminta permintaan kepada pihak server dan berhubungan langsung dengan end user dengan user interface, khsus enis klien seperti chat, web browser, email dan online chat client. Fungsi dari client sendiri adalah untuk mengatur user interface,menerima sintaks input dari user, memproses aplikasi, generate permintaan basis date kemudian memindahkan nya ke server, member respose balik kepada user, menyediaan control recovery.

Sumber :


https://ikin12.wordpress.com/2015/01/14/kolaborasi-arsitektur-telematika-dari-sisi-client-dan-server/


Pengertian Telematika Dan Perkembangan Telematika



1.     DEFINISI TELEMATIKA
Setelah membaca beberapa sumber mengenai definisi telematika baik melalui wikipedia maupun sumber online lain, definisi telematika sangatlah bermacam-macam. Banyak juga para ahli yang mendefinisikan telematika dengan sudut pandang tersendiri. Kata telematika berasal dari bahasa Perancis yaitu telematique. Kata Telematique merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dan teknologi informasi. Sehingga telematika biasanya lebih sering dikaitkan dengan kegiatan cyberspace atau kegiatan yang berbau teknologi digital yang merupakan suatu informasi dalam melakukan sebuah komunikasi.
Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978. Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali dipakai.
Menurut beberapa ahli, Istilah telematika dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Moedjiono
Makna Telematika menurut beliau merupakan konvergensi dari
Tele=”Telekomunikasi”,
ma=”Multimedia”
tika=”Informatika”
2. Yusuf Hadi Miarso
Telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary ( digital ). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel ( gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya ). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary ( digital ). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology ) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.
3.     Menurut Para Praktisi Teknologi
TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa telematika merupakan konvergensi antara teknologi Telekomunikasi , Media dan Informatika yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary / digital.
1.     PERKEMBANGAN TELEMATIKA

Awal Mula Lahirnya Telematika
Telematika, pada awalnya dikembangkan disisi internet. Ketika komputer tersebar luas kebutuhan akan suatu cara mudah untuk menukar data tumbuh berkembang. Ini adalah ketika teknologi telekomunikasi telah digunakan untuk menghubungkan antar computer dan kemudian telematika dilahirkan. Telematika adalah jawaban dari keprihatinan yang terjadi pada tahun 1976 di Perancism ketika itu perkembangan aplikasi computer telah merubah organisasi ekonomi dan social masyarakat.
Perkembangan Telematika Saat Ini
Saat ini banyak bidang yang memanfaatkan telematika, seperti bidang telekomunikasi yang berfokus pada pertukaran data yang menjadi kebutuhan konsumen mereka seperti telekomunikasi lewat telepon, saluran televise, radio, dan media lainnya, bahkan sistem pelacakan navigasi secara realtime berbasis satelit yang disebut GPS (Global Positoning System). Dalam penerapannya, telematika menggunakan teknologi pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan informasi melalui perangkat telekomunikasi dalam hubungannya dengan pengaruh pengendalian / kontrol pada objek jarak jauh. Dalam penerapan di bidang navigasi, telematika membutuhkan perangkat GPS sebagai perangkat pengiriman data, lalu data telematika diterima oleh layanan (vendor) seluler dan diterukan ke pelanggan. Kemudian data telematika disimpan oleh pelanggan di device telekomunikasi seperti handphone, pda, dan smartphone.
Teknologi Telematika Bidang Telekomunikasi antara lain:
Pager
Alat telekomunikasi pribadi untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Radio panggil numerik satu arah hanya dapat menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja.
Handphone
Merupakan telepon selular yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Sistem operasi yang digunakan adalah android dan android itu sendiri adalah sistem operasi untuk telepon selular yang berbasis linux yang menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.
Teknologi Telematika Bidang Transportasi
Salah satu produk transportasi yang menerapkan layanan telematika adalah Toyota. Karena menyadari semakin tingginya mobilitas masyarakat, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan layanan penunjang yang mampu membantu masyarakat untuk mencapai ke tujuannya dalam waktu singkat. Toyota melihat peluang ini dengan mengembangkan disalah satu produksinya yang memiliki layanan navigasi yang menyediakan informasi dan peta lengkap lokasi-lokasi penting, mulai hotel, rumah sakit, hingga dealer.
Teknologi Telematika di Pemerintahan
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistic, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
1.     TREND KEDEPAN TELEMATIKA
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memori dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop Ubuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Pada akhirnya, era robotic akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Resume :
Perkembangan telematika dari tahun ke tahun semakin terus berkembang, ini menandakan bahwa telematika terus mengikuti perkembangan teknologinya. Dengan terus berkembangnya telematika, maka akan mempermudah aktivitas manusia dalam melakukan pekerjaannya.
adalah profil wilayah atau instansi, data statistic, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
Salah satu contoh dari teknologi telematika dibidang komunikasi. Karena merupakan suatu sarana berkomunikasi dengan menggunakan media elektromagnetik untuk mengirimkan atau menerima suatu informasi dari satu pihak ke pihak yang lainnya.


Kamis, 28 Mei 2015

Tugas 7 Bahasa Indonesia 2 : Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Tingkat Penjualan


PENGARUH KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP TINGKAT PENJUALAN

            Pada prinsipnya setiap perusahaan tatkala menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya dapat terjual dengan baik. Adapun salah satu teknik penjualan yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana dan seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Kualitas pelayanan yang diberikan adalah merupakan kinerja terpenting oleh perusahaan bagi kepuasan konsumen/pelanggan.

            Kotler (2005), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) produk yang diharapkan. Kepuasan dapat diasosiasikan dengan berbagai perasaan, tergantung pada konteks dan jenis jasanya. Contohnya : kepuasan hati, kesenangan, kebahagiaan dan kebebasan. Kepuasan pelanggan dapat tercapai apabila penyedia layanan jasa memberikan apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhan pelanggan.

       Untuk memahami perilaku masyarakat dalam pembelian barang dan jasa tersebut di butuhkan studi tersendiri. Perusahaan berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia yang hanya dalam lingkup yang lebih terbatas. Perilaku konsumen sangat komplek dan sulit di prediksi. Pendekatan-pendekatan yang selama ini banyak digunakan untuk menyingkap sikap, minat, dan perilaku konsumen mengansumsikan bahwa konsumen bersikap rasional dalam setiap keputusan pembelian. Adapun definisi perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel dan Blackwell,1994:3).

        Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama pemasaran.



DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, F., dan Chandra, G. 2005. Service Quality and Satisfaction. Andi Yogyakarta
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 


Tugas 6 Bahasa Indonesia 2 : Pengaruh Harga Terhadap Penjualan


Pengaruh Harga Terhadap Penjualan

Menurut Augusty Ferdinand (2006) “ harga merupakan suatu variabel penting dalam pemasaran. Dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan negatif antara harga dan kualitas suatu produk. Maka mereka akan membandingkan antara produk dengan produk lainnya dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

Harga dapat mempengaruhi volume penjualan dan pendapat suatu perusahaan. Oleh  karena itu dalam menetapkan harga suatu produk. Perusahaan harus pandai membaca kondisi yang ada di pasar dan menetapkan harga yang dapat bersaing sehingga dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan dan dapat terus mempertahankan bahkan lebih volume penjualannya dari tahun ke tahun. Menurut Samuelson (makro ekonomi :81) harga faktor ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran faktor produksi. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa harga merupakan suatu nilai yang dicapai oleh penjualan dan pembeli mengenai suatu barang.

Menurut Sadono Sukirno (2000:91) “harga suatu barang yang diperjual belikan adalah di tentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar. Keseimbangan pasar tersebut terjadi bila jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Menurut Assegaf Abdullah dalam “Kamus Akuntansi” (2001:444) menyatakan bahwa : “volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit produksi suatu pemindahan dari pihak produksi ke pihak konsumen, dan tetap pada suatu periode tertentu.


DAFTAR PUSTAKA
Chendrawan, Tony. “Pengaruh Penerapan Total Equity Management Terhadap Perilaku Produktif Karyawan “. Vol. 121 edisi 2011