Selasa, 13 Mei 2014

Tugas TOU 2 Minggu Ke 3

 Menceritakan Sosok Pemimpin Dunia

Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi lahir 19 Juni 1945; umur 68 tahun) adalah seorang aktivis prodemokrasi Myanmar dan pemimpin National League for Democracy (Persatuan Nasional untuk Demokrasi atau NLD). Saat ini, ia menjadi tahanan rumah. Pada 1991, ia menerimaPenghargaan Nobel Perdamaian karena berjuang mempromosikan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer. Ia dibebaskan secara resmi oleh junta militer Myanmar pada tanggal 13 November 2010 setelah mendekam sebagai tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun masa penahanannya sejak pemilihan umum tahun 1990.

Tidak heran kalau wanita kelahiran 19 Juni 1945 ini mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian. Perjuangannya yang nggak ada habisnya untuk menciptakan demokrasi di Myanmar tanpa kekerasan, berhasil menarik perhatian dunia. Saking menginspirasinya, kisah hidup wanita ini diangkat menjadi sebuah film berjudul The Lady yang dibintangi oleh Michelle Yeoh.

Ternyata jiwa nasionalis dan kecintaannya terhadap negeri sendiri muncul dari keluarga Aung San Suu Kyi. Ayahnya, jenderal Aung San, adalah salah satu tokoh militer yang memperjuangkan kemerdekaan Myanmar dari Inggris. Aung San Suu Kyi menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negaranya untuk bersekolah dan menuntut ilmu. Dia sempat bekerja di PBB di Amerika Serikat lalu menikah dengan seorang peneliti kebudayaan Tibet, Michael Aris dan memiliki dua anak
Ketika kembali ke negaranya untuk menjenguk ibunya pada 1988, Aung San Suu Kyi terjun ke dunia politik. Ia prihatin dengan sistem pemerintahan Myanmar yang diktator dan mengekang. Ia pun bergabung dengan National League for Democracy dan menjabat sebagai sekretaris jenderal. Aung San Suu Kyi aktif meggelar orasi untuk meneriakkan kebebasan dan demokrasi, khususnya terhadap pemerintah junta militer Myanmar saat itu. Hebatnya, semua usaha itu ia lakukan
dengan cara damai dan tanpa kekerasan seperti pedoman Mahatma Gandhi.
Setahun setelah terjun ke politik, pemerintah junta militer Myanmar memvonis Aung San Suu Kyi sebagai tahanan rumah di kota Rangoon karena aktivitas politiknya yang dianggap membahayakan kekuasaan pemerintah. Tapi, ini hanyalah penahanan pertama dari sekian banyak penahanan lainnya. Sejak tahun 1989 sampai 2011, Aung San Suu Kyi terus menerus ditahan dan dilepaskan.

Aung San Suu Kyi berkali-kali ditawarkan kebebasan, jika ia mau meninggalkan Myanmar dan kembali ke keluarganya di Inggris. Tapi, dia menolak untuk keluar dari Myanmar, karena takut nggak akan pernah bisa kembali lagi. Sejak penahanan pertamanya, dia hanya bertemu suaminya sebanyak lima kali sampai akhirnya semuanya meninggal dunia di London pada tahun 1999. Sampai sekarang, Aung San Suu Kyi masih terus berjuang untuk kebebasan dan demokrasi di Myanmar.

Nggak heran kalau dia mendapat banyak penghargaan atas perjuangan yang nggak ada habisnya ini. Selain hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991, Aung San Suu Kyi juga pernah mendapatkan Sakharov Prize dari Parlemen Eropa, United States Presidential Medal of Freedom, Jawaharlal Nehru Award dari India and Rafto Human Rights Prize. 

Pemimpin oposisi Burma, Aung San Suu Kyi, sudah tiba di Prancis, Selasa 26 Juni siang, untuk bertemu dengan Presiden Prancis, Francois Hollande, dalam lawatan terakhirnya ke Eropa.

"Prancis akan memberi penghormatan kepada perjuangan istimewa dari perempuan ini untuk hak asasi manusia," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Bernard Valero.
Selain melakukan pertemuan dengan Presiden Hollande, Suu Kyi juga akan menghadiri jamuan makan malam di kediaman resmi presiden Prancis, Istana Elysee.
Dalam kunjungan tiga harinya di Prancis, dia akan menerima penghargaan yang diberikan pada tahun 2004 sebagai warga kehormatan Paris dan menanam 'pohon kebebasan'.
Suu Kyi juga akan menggelar diskusi dengan dengan para mahasiswa di Universitas Sorbonne di Paris dan bertemu dengan para pegiat demokrasi Burma.
"Prancis merupakan perlambang di banyak hati orang Burma," tutur Pierre Martial, Ketua Asosiasi Aung San Suu Kyi kepada kantor berita Prancis, AFP.
"Prancis tetap merupakan negara hak asasi dan negara yang paling banyak melakukan mobilisasi untuknya," tambah Pierre.

Film The Lady


"Prancis akan memberi penghormatan kepada perjuangan istimewa dari perempuan ini untuk hak asasi manusia."

Bernard Valero
Selama menjadi tahanan rumah, Aung San Suu Kyi mendapat dukungan yang cukup besar dari kalangan pegiat hak asasi manusia di Prancis.
Sebuah film yang mengisahkan tentang perjalanan hidupnya dengan judul The Ladydiproduksi pada tahun 2011 oleh sutradara terkenal Prancis, Luc Besson, dengan bintang Michelle Yeoh.
Suu Kyi tiba di Prancis dengan menggunakan kereta api dari London. Di Inggris, Suu Kyi menjadi satu-satunya pemimpin yang bukan kepala pemerintahan yang berpidato di depan parlemen.
Sebelumnya Suu Kyi berkunjung ke Norwegia untuk menerima Nobel Perdamaian yang ia terima 20 tahun lalu ketika dia masih berada dalam tahanan rumah di zaman kekuasaan rezim militer Burma.
Aung San Suu Kyi terpilih sebagai anggota parlemen lewat pemilihan sela pada April 2012.
Tahun 2010, Burma melakukan pemilihan umum pertama sebagai bagian dari proses transisi menuju demokrasi. Sejak saat itu, pemerintah terpilih -yang didukung rezim militer- menempuh sejumlah langkah, antara lain membebaskan para tahanan politik.


Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar